Liputan6.com, Jakarta - Sven-Goran Eriksson memberikan penghormatan penuh kasih kepada Sinisa Mihajlovic. Dia menyebut mantan bintang Lazio itu adalah pemain luar biasa yang tak mungkin tidak disukai.
Mihajlovic adalah bagian dari skuad Lazio yang dilatih Eriksson saat memenangkan Scudetto Liga Italia Serie A 1999-2000. Dengan kehebatan bola mati, tekel sengit, dan sikap agresif dia menjadi sosok yang menonjol pada era itu.
Sinisa Mihajlovic diumumkan oleh keluarganya meninggal pada Jumat, 16 Desember 2022. Dia mengembuskan napas terakhir pada usia 53 tahun karena leukemia.
Advertisement
Selain bermain di Italia bersama Roma, Sampdoria, Lazio, dan Inter Milan, Mihajlovic juga memenangkan Piala Eropa bersama Red Star Belgrade pada 1991. Tendangan bebasnya termasuk yang terbaik.
Gantung sepatu, dia kemudian menjadi pelatih. AC Milan, Fiorentina, Sampdoria, Torino, dan Bologna di antara klub yang penah dilatihnya.
Mihajlovic dan Roberto Mancini, sekarang pelatih timnas Italia, adalah sosok yang sangat berpengaruh di Lazio saat dilatih Eriksson.
"Mihajlovic adalah pemain yang sangat sukses," kata Eriksson kepada Sky Sport 24. "Baginya tidak ada hal seperti finis kedua. Dia murah hati, pemain yang cerdas dan luar biasa. Dia adalah seseorang yang membantu semua orang di tim, terutama anak-anak muda. Semuanya sangat sedih."
"Dia adalah pelatih yang hebat bahkan ketika dia masih menjadi pemain. Dia harus menjadi pelatih, itu diketahui. Dia adalah pemain yang sangat cerdas, dia mengerti segalanya dalam sepak bola, saya tidak perlu membicarakan taktik dengannya."
“Saya tidak tahu berapa banyak pertandingan yang dimenangkan Lazio karena tendangan bebas atau penaltinya. Saya ingat dia adalah orang yang sangat sukses dan sangat membantu semua orang," ucap Eriksson menambahkan.
"Dia berbeda dari saya dalam hal karakter, tetapi rasa hormat yang ada adalah rahasia tim itu. Ini membuat Lazio hebat. Mustahil untuk tidak menyukai Sinisa, dia positif, ceria. Sangat menyenangkan bekerja dengannya dia."
Penghormatan dari Vieri, Pirlo, dan Batistuta
Sinisa Mihajlovic dipecat Bologna pada September 2022 karena awal musim yang mengecewakan. Dia mengakhiri musim keduanya sebagai pelatih kepala dengan Rossoblu.
Mantan striker Lazio Christian Vieri dalam sebuah posting Instagram menguncapkan dua cita atas meninggalnya Mihajlovic: "Sulit untuk menemukan kata-kata hari ini. Beristirahatlah dalam damai pejuang hebat," tulisnya di Instagram.
Legenda Milan Andrea Pirlo juga memberikan penghormatannya kepada Mihajlovic dengan menulis: "Pria hebat sekaligus pesepak bola hebat... Anda selalu terbukti sebagai pejuang yang setia. Selamat tinggal Sinisa."
Mantan musuh di lapangan lainnya, Gabriel Batistuta, menulis: "Berapa banyak pertempuran di lapangan. Selamat tinggal Sinisa."
Presiden FA Italia (FIGC) Gabriele Gravina mengatakan dia sangat sedih atas meninggalnya Mihajlovic. "Sinisa adalah seorang protagonis di dalam dan di luar lapangan, contoh semangat, tekad dan keberanian, mampu menginspirasi dan menggairahkan," ujar Gravina. "Mihajlovic adalah seorang juara sejati sebagai pemain, sebagai pelatih, tetapi terutama sebagai pribadi."
"Di era yang sering ditandai dengan kepalsuan, dia selalu tahu bagaimana menempatkan kebenaran di hadapannya, tidak menggarisbawahi kekurangan dan kelemahannya," pungkasnya.
Advertisement
Presiden Napoli dan Red Stad Belgrade
Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis memberi penghormatannya kepada Sinisa Mihajlovic di Twitter: "Seorang pria hebat pergi terlalu cepat. Seorang pelatih yang dulu pernah saya pikirkan untuk dibawa ke Naples. Seseorang dengan kedalaman kemanusiaan yang luar biasa. Seorang pejuang yang menentang penyakit dengan keberanian seekor singa," kata De Laurentiis.
Red Star Belgrade menyebut Mihajlovic sebagai bintang hebat dan pria dengan hati dan kekuatan yang luar biasa. "Klub kami mengungkapkan belasungkawa terdalamnya kepada keluarga Mihajlovic. Baginya kemuliaan abadi!" ucap klub asal Serbia itu.